Hidden Park di Jakarta

Taman Ayodya
Memberi makan ikan di Taman Ayodya

Kebayoran Baru merupakan salah satu kota taman di Jakarta yang diadaptasi dari desain kota-kota yang ada di Belanda. Cukup banyak taman yang dapat ditemui di daerah ini, 30 persen dari total pemukiman direncanakan sebagai Ruang Terbuka Hijau sesuai dengan gagasan Ir. Moh. Soesilo. Sore itu saya bersama suami dan si anak berkunjung ke dua buah taman yang letaknya berseberangan. Sebelumnya kami menyempatkan diri untuk membeli makanan ikan di pasar burung dan ikan hias Barito. 

Sesampainya di Taman Ayodya si anak sangat antusias untuk bermain sepeda dan memberi makan ikan-ikan yang ada di sana. Sebenarnya taman ini lebih di desain untuk ‘nongkrong’, bersantai dan bercengkrama ketimbang untuk naik sepeda. Namun mengingat kemampuan naik sepeda si anak yang masih terbatas, ia tidak keberatan untuk bermain di sana. Toh pada praktiknya sepeda si anak lebih banyak di dorong oleh bapaknya ketimbang dikayuh sendiri. Senangnya melihat suasanya taman yang ramai dengan keluarga yang sedang bersantai di sana. Sekilas suasana taman ini mengingatkan saya akan taman-taman yang biasa saya jumpai di Belanda. Bedanya, di pinggir taman banyak sekali tukang jajanan yang siap menawarkan makanan pengganjal perut sebagai teman bersantai. Itulah salah satu keistimewaan tinggal di Indonesia yang dulu sering saya rindukan.

Awalnya saya sempat khawatir dengan kebiasaan masyarakat buang sampah sembarangan yang sulit untuk dihilangkan. Namun ternyata kesadaran pengunjung taman untuk membuang sampah pada tempatnya semakin baik, walaupun masih ada beberapa orang yang membuang sampah bekas jajanan mereka tidak pada tempatnya. Melihat hal itu timbul ide spontan untuk mengajak orang-orang yang ada di taman ini untuk membuang sampah pada tempatnya. Cara yang efektif adalah dengan menegur melalui anak-anak yang berkunjung ke taman bersama orang tuanya. Tentunya orang tua akan berusaha untuk memberikan contoh yang baik kepada anaknya. Suami saya sengaja membeli makanan ikan dalam jumlah yang agak banyak sambil sekalian mensosialisasikan bagaimana menjaga kebersihan taman. 

Biasanya anak-anak kecil akan sangat tertarik untuk memberi makan ikan. Kami lalu menawarkan anak-anak tersebut makanan ikan sambil meminta plastik bekas jajanan mereka atau plastik yang di buang sembarangan untuk digunakan sebagai wadah tempah makan ikan. Ketika anak-anak tersebut telah selesai memberi makan ikan kami berpesan agar plastik yang sudah tidak terpakai dibuang ke tempat sampah. Tentunya orang tua mereka akan dengan senang hati membimbing anak-anaknya untuk melakukan hal itu. Hal sederhana namun cukup efektif, sore itu berhasil kami berhasil mengajak 5 keluarga untuk membuang sampah pada tempatnya. Semoga di hari lain mereka akan tetap ingat untuk turut menjaga kebersihan tempat umum lainnya.

Hari semakin sore dan taman semakin ramai, si anak kembali minta untuk bermain sepeda selesai memberi makan ikan-ikan. Kami memutuskan untuk pindah ke Taman Langsat yang terlihat lebih lengang. Taman itu terletak di seberang Taman Ayodya tepat di belakang pasar burung dan ikan hias Barito. Dikenal sebagai The Hidden Park karena posisinya yang turun ke bawah dan sedikit tersembunyi sehingga kadang terlewat dari penglihatan banyak orang. Tempat ini sangat cocok untuk menjadi tempat melepas lelah dan mencari ketenangan di tengah keramaian kota, dibuka hanya pada pukul 06.00 hingga 18.00 WIB. Taman ini sering dimanfaatkan untuk berolahraga sambil menikmati pemandangan yang masih hijau. Masih banyak pohon besar yang dapat ditemui di taman seluas 3,5 hektar ini yang awalnya merupakan tempat penampungan bibit tanaman. 

Kini area Taman Langsat berfungsi sebagai area penyuluhan pertamanan dengan beberapa fasilitas yang dapat dipergunakan untuk umum. Jogging track, alat olahraga dan fasilitas bermain untuk anak-anak yang ada terawat dengan baik sehingga cukup menjadi favorit tempat aktivitas luar ruangan bagi banyak orang. Parkir mobil dan motor juga tersedia di area ini, sehingga pengunjung tidak perlu repot untuk mencari parkir. Sama seperti di Taman Ayodya, di Taman Langsat juga terdapat fasilitas toilet umum yang cukup terawat. Adanya fasilitas ini membuat saya merasa nyaman untuk membawa si anak untuk bermain di taman, karena setelah bermain kami bisa mencuci tangan. Memang tidak tersedia sabun cuci tangan di sana, jadi saya selalu membawanya dari rumah.

Si anak nampaknya sangat menikmati bermain di taman ini, dan antusias ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Kebetulan menjaga lingkungan hidup sedang menjadi fokus utama pelajaran di sekolahnya. Jika di Taman Ayodya ia mempraktikkan tentang bagaimana merawat hewan dengan memberi makan ikan, maka di Taman Langsat ia mempraktikkan bagaimana menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya. Kami berkeliling taman sambil mendorong sepeda si anak dan mengajarinya membuang sampah pada tempatnya. Lucunya tempat sampah yang ada di taman ini memiliki desain bentuk hewan atau buah dengan yang menarik untuk anak-anak. Si anak jadi bersemangat untuk membuang sampah ke tempatnya, sambil sesekali sibuk memungut daun kering yang berserakan di jalanan taman. 

Di tengah taman ada beberapa ekor angsa besar dan kecil sedang mencari makan di taman yang membuat jalan-jalan semakin menarik. Kecintaan si anak terhadap hewan sungguh tidak terbendung, ia turun dari sepeda dan berlari ke arah angsa-angsa itu. Ia tidak diperbolehkan untuk mengganggu angsa-angsa itu dan berhenti pada jarak yang aman untuk mengamati kegiatan mereka mencari makanan. Waktu berjalan begitu cepat dan hujan pun hampir turun, hampir saja si anak tidak mau pulang karena sedang seru mengeksplorasi taman yang sangat menarik ini. Saya memintanya untuk melihat ke arah awan yang berubah menjadi kelabu, ia mengerti bahwa hari akan hujan dan acara bermain di taman pun berakhir menyenangkan. Semoga taman-taman di Jakarta akan semakin ramah untuk keluarga dan sebaliknya kesadaran keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat untuk menjaganya semakin meningkat.

0 comments