|
Patung Robin Hood Sang Legenda |
Kota Nottingham dikenal dunia sebagai kampung halaman Robin Hood, seorang pencuri yang mencuri dari orang-orang kaya dan membagikan hasilnya kepada mereka yang membutuhkan. Kisahnya yang begitu melegenda membuat saya merasa perlu mampir ke sana ketika road trip keliling Inggris bersama keluarga. Apalagi, posisi Nottingham berada di tengah rute perjalanan kami dari Edinburgh menuju London. Di sana, saya menyaksikan sebuah kota yang menjadi ‘hidup’ berkat imajinasi tentang sang legenda Keberadaan Robin Hood memang masih menjadi misteri. Apakah tokoh ini pernah benar-benar ada atau ia hanya merupakan perwujudan aspirasi dari ribuan rakyat jelata di Inggris pada abad pertengahan? Yang jelas, selama ratusan tahun ia menjadi simbol dan figur kebebasan rakyat di Inggris.
|
Gerbang masuk Nottingham Castle |
Saya menemukan sebuah hotel di Derby, sebuah kota yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Nottingham dan masih searah dengan rute perjalanan. Banyak sekali tempat yang diasosiasikan dengan Robin Hood di Nottingham. Bahkan, ada tur yang menawarkan napak tilas perjalanan Robin Hood di kota itu. Namun, keterbatasan waktu dan pertimbangan si kecil yang mungkin akan bosan, saya pun mengurungkan niat dan memilih beberapa titik saja untuk dikunjungi di Nottingham. Pemberhentian pertama saya adalah Nottingham Castle, konon tempat duel terakhir antara Robin Hood dengan Sheriff of Nottingham. Tempat yang memiliki nama populer Castle Rock ini karena berdiri di atas tebing setinggi 40 meter, dan merupakan sebuah benteng besar dan dulu sesekali ditinggali anggota kerajaan.
|
Suasana di dalam halaman Nottingham Castle |
Menurut sejarah, tahun 1194 King Richard menyerang kastil tersebut untuk merebutnya dari Prince John dan para pendukungnya, termasuk Sheriff of Nottingham. Tahun 1330, Sir Roger de Mortimer yang memiliki affair dengan Queen Isabella juga ditangkap di sini oleh pendukung King Edward III, melalui terowongan Mortimer’s Hole yang menembus sampai ke tengah kota dan masih dapat ditelusuri sampai sekarang.Tahun 1831, rumah bangsawan yang ada di sana dijarah dan dibakar massa pemberontak. Baru kemudian setelah direnovasi, pada tahun 1878 kastil dibuka kembali oleh Prince of Wales.
|
Robin Hood yang bertugas menyambut anak-anak |
Biasanya, tur memilih tempat ini sebagai titik awal, karena di halaman depan kastil berdiri patung Robin Hood yang merupakan salah satu tempat populer bagi turis untuk mengambil foto-foto dan berlalu meneruskan perjalanan. Tapi, hari itu ada sebuah perayaan yang menjadi tradisi masyarakat lokal, yaitu Robin Hood Pageant. Tiap tahunnya perayaan ini diadakan di akhir bulan Oktober. Segeralah saya masuk ke antrean yang cukup panjang untuk membeli tiket masuk ke acara itu. Kabarnya, ada sekitar tujuh ribuan orang yang datang ke sana.
|
Toko cinderamata |
Sepertinya kastil ini dipilih sebagai venue untuk menghilangkan kesan tirani para bangsawan seperti yang selalu diceritakan dalam kisah Robin Hood. Kini kastil yang memiliki sejarah panjang itu telah berubah fungsi menjadi galeri, museum, dan tempat hiburan bagi masyarakat, tidak peduli apakah mereka bangsawan atau rakyat jelata. Di dekat gerbang kastil ada seorang pria berkostum Robin Hood, sibuk membagikan topeng kertas bergambar Robin Hood untuk anak-anak. Ketika masuk ke tempat utama karnaval, saya melihat halaman dengan banyak pohon besar yang telah disulap menyerupai alun-alun desa pada abad pertengahan. Berbagai detail di tiap sudutnya makin menambah suasana menjadi nyata. Rasanya seperti sedang melintasi gerbang waktu.
|
Pertunjukan sulap |
Bukan hanya si kecil, saya dan suami pun sangat menikmati pengalaman ini. Kami mengunjungi hampir semua tenda yang didesain secara khusus untuk acara ini. Banyak sekali aktivitas lain yang dapat dilakukan di desa itu. Kita juga dapat menerbangkan burung elang, menyaksikan sulap, memanah, bermain pedang, membuat ramuan ajaib untuk membuat ‘emas’, dan berbagai hal lainnya selain berbelanja berbagai suvenir. Di sana, kami juga bertemu dengan para pengisi acara yang memakai kostum abad ke-12 dan bertingkah laku sesuai dengan karakter-karakter yang lazimnya ditemui dalam dongeng Robin Hood. Mereka benar-benar serius dalam memainkan perannya.
|
King Richard I sedang menerima tamu |
Kalau boleh ikut bermain peran, saya akan memilih untuk menjadi King Richard I, yang kerjanya duduk di singgasana dan menerima tamu yang sebagian besar adalah anak-anak. Tamu yang datang harus bersedia untuk berlutut ketika menghadap raja dan baru boleh berdiri setelah dipersilakan. Jalan masuk ke tenda dijaga oleh para pengawal raja yang selalu memasang wajah serius sambil memegang erat tombak atau pedang mereka. Inilah peran yang tampaknya akan saya hindari karena para pengawal itu benar-benar diam dan berdiri sepanjang acara.
0 comments