Nostalgia Majalah Dinding alias Mading
Gegara ngurus yearbook buat kelulusan anak (kayaknya bakal jadi genre keahlian selain jalan-jalan 😆), saya jadi teringat masa sekolah dulu soal Majalah Dinding alias Mading. Pada masanya Mading itu bener-bener sesuatu yang paling ditunggu terutama bagian DUDU atau Dari Untuk Dari Untuk yang biasanya berisi titipan pesan untuk teman sekedar untuk lucu-lucuan sampai pesan untuk gebetan atau malah sekalian dari penggemar gelap.
Kalau versi Wikipedia, Majalah Dinding itu merupakan salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana. Disebut sebagai Majalah Dinding karena prinsip dasar majalah terasa dominan di dalamnya. Penyajiannya pun biasanya dipampang pada dinding suatu instansi. Namun, yang paling sering menggunakan Mading sebagai media informasi adalah sekolah.
Dilihat dari bentuknya, Mading biasanya dibuat dalam berbagai macam media mulai dari kertas karton, tripleks, styrofoam yang dikombinasikan dengan kain atau aneka bahan lain. Bentuk Mading yang awalnya hanya berupa 2 dimensi berkembang menjadi 3 dimensi agar lebih menarik dan menggugah orang untuk membaca.
Ukuran Mading relatif besar yaitu 120 x 260 cm atau disesuaikan dengan kebutuhan suatu sekolah atau instansi. Semakin besar suatu Mading, berarti semakin banyak berita, cerita, dan kreativitas yang dituangkan oleh seseorang di dalamnya. Nuansa edukasi tentu terasa sangat kental pada Mading.
Agar menarik dan mudah dibaca, berbagai berita dalam Mading dibuat dalam kolom-kolom seperti iklan baris surat kabar. Setiap kolom dapat diisi berbagai artikel menarik. Untuk Mading yang ditempatkan di dinding sekolah biasanya memuat berbagai berita sekolah, berita OSIS, teka-teki silang, cerita bergambar, hingga berbagai ide kolom kreasi siswa dalam format berbayar seperti ‘Dari Siswa untuk Siswa’. Semakin kaya isi dan visual sebuah Mading, artinya akan semakin menarik Mading tersebut untuk dibaca.
Buat yang pernah jadi siswa era tahun 70-an, 80-an, 90-an, hingga awal tahun 2000 tentu akrab dengan Mading atau Majalah Dinding. Bisa jadi juga aktif menjadi salah satu anggota panitia Mading yang perlu diperbaharui setiap dua minggu sekali atau sebulan sekali. Saya generasi milenial (serius!) pun masih juga ngerasain kok pengalaman ini...bukan sebagai siswa lagi tapi sebagai ibu siswa yang bantuin bikin Mading buat anaknya 😆
Masih relevan banget Mading sekolah sebagai fasilitas kegiatan siswa yang memiliki berbagai fungsi yaitu informatif, komunikatif, rekreatif dan kreatif.
Sebagai fungsi informatif, Mading dapat menjadi media yang menginformasikan berbagai kegiatan sekolah ataun instansi yang sedang atau akan dilakukan. Informasi ini dapat bersifat ajakan bagi semua orang yang menjadi targetnya.
Mading juga dapat berperan sebagai sarana komunikasi dalam bentuk tertulis antar pihak dalam suatu lingkup tertentu. Di sekolah, Mading dapat menjadi media komunikasi yang praktis bagi siswa dan antar siswa. Dengan adanya Mading, informasi dapat disampaikan dengan sederhana, praktis, menarik, dan ekonomis.
Namun, agar menarik untuk dibaca, siswa perlu aktif mengolah konten, menulis, dan berbagi ide menarik lainnya. Akan menjadi suatu kebanggaan besar jika karya seorang siswa dipampang dalam Mading dan dibaca oleh siswa lainnya.
Sedangkan sebagai fungsi rekreatif dan kreatif, mading dapat menjadi suatu sarana hiburan siswa dengan membaca serta menemukan konten yang menarik dan menggelitik.
Dengan Mading, ada dua hal menguntungkan yang bersifat timbal balik. Bagi penulis, majalah dinding dapat menjadi media tempat sang penulis mencurahkan idealismenya untuk berbagi aspirasi dengan orang lain. Sedangkan bagi pembaca, majalah dinding tentu dapat membuka wawasan terhadap suatu hal baru.
Mengutip Najwa Shihab, Duta Baca Indonesia...membaca ialah upaya merengkuh makna, ikhtiar untuk memahami alam semesta. Tak heran rasanya jika buku disebut jendela dunia, yang merangsang pikiran agar terus terbuka.
Mading dapat digunakan sebagai ‘umpan’ bacaan dan menjadi sarana untuk membawa seseorang mencari informasi terbaru sehingga mengenal dunia baru secara lebih positif.
Lalu, apa yang akan terjadi pada Mading di tengah industri digital ini? Mading tentu tidak lagi hanya hadir dalam bentuk cetak namun perlu merambah dunia digital dalam format online. Agar lebih menarik dan user friendly oleh seluruh siswa dan guru, akan hadir platform terbaru Mading sekolah yang akan diperkenalkan pada tanggal 28 Februari 2019, nanti. Seperti apa format dan kelebihannya? Yuk kita tunggu...
Kalau versi Wikipedia, Majalah Dinding itu merupakan salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana. Disebut sebagai Majalah Dinding karena prinsip dasar majalah terasa dominan di dalamnya. Penyajiannya pun biasanya dipampang pada dinding suatu instansi. Namun, yang paling sering menggunakan Mading sebagai media informasi adalah sekolah.
Dilihat dari bentuknya, Mading biasanya dibuat dalam berbagai macam media mulai dari kertas karton, tripleks, styrofoam yang dikombinasikan dengan kain atau aneka bahan lain. Bentuk Mading yang awalnya hanya berupa 2 dimensi berkembang menjadi 3 dimensi agar lebih menarik dan menggugah orang untuk membaca.
Ukuran Mading relatif besar yaitu 120 x 260 cm atau disesuaikan dengan kebutuhan suatu sekolah atau instansi. Semakin besar suatu Mading, berarti semakin banyak berita, cerita, dan kreativitas yang dituangkan oleh seseorang di dalamnya. Nuansa edukasi tentu terasa sangat kental pada Mading.
Agar menarik dan mudah dibaca, berbagai berita dalam Mading dibuat dalam kolom-kolom seperti iklan baris surat kabar. Setiap kolom dapat diisi berbagai artikel menarik. Untuk Mading yang ditempatkan di dinding sekolah biasanya memuat berbagai berita sekolah, berita OSIS, teka-teki silang, cerita bergambar, hingga berbagai ide kolom kreasi siswa dalam format berbayar seperti ‘Dari Siswa untuk Siswa’. Semakin kaya isi dan visual sebuah Mading, artinya akan semakin menarik Mading tersebut untuk dibaca.
Buat yang pernah jadi siswa era tahun 70-an, 80-an, 90-an, hingga awal tahun 2000 tentu akrab dengan Mading atau Majalah Dinding. Bisa jadi juga aktif menjadi salah satu anggota panitia Mading yang perlu diperbaharui setiap dua minggu sekali atau sebulan sekali. Saya generasi milenial (serius!) pun masih juga ngerasain kok pengalaman ini...bukan sebagai siswa lagi tapi sebagai ibu siswa yang bantuin bikin Mading buat anaknya 😆
Mading hasil karya para ortu di sekolah anak saya |
Masih relevan banget Mading sekolah sebagai fasilitas kegiatan siswa yang memiliki berbagai fungsi yaitu informatif, komunikatif, rekreatif dan kreatif.
Sebagai fungsi informatif, Mading dapat menjadi media yang menginformasikan berbagai kegiatan sekolah ataun instansi yang sedang atau akan dilakukan. Informasi ini dapat bersifat ajakan bagi semua orang yang menjadi targetnya.
Mading juga dapat berperan sebagai sarana komunikasi dalam bentuk tertulis antar pihak dalam suatu lingkup tertentu. Di sekolah, Mading dapat menjadi media komunikasi yang praktis bagi siswa dan antar siswa. Dengan adanya Mading, informasi dapat disampaikan dengan sederhana, praktis, menarik, dan ekonomis.
Namun, agar menarik untuk dibaca, siswa perlu aktif mengolah konten, menulis, dan berbagi ide menarik lainnya. Akan menjadi suatu kebanggaan besar jika karya seorang siswa dipampang dalam Mading dan dibaca oleh siswa lainnya.
Sedangkan sebagai fungsi rekreatif dan kreatif, mading dapat menjadi suatu sarana hiburan siswa dengan membaca serta menemukan konten yang menarik dan menggelitik.
Dengan Mading, ada dua hal menguntungkan yang bersifat timbal balik. Bagi penulis, majalah dinding dapat menjadi media tempat sang penulis mencurahkan idealismenya untuk berbagi aspirasi dengan orang lain. Sedangkan bagi pembaca, majalah dinding tentu dapat membuka wawasan terhadap suatu hal baru.
Mading hasil karya para ortu di sekolah anak saya |
Mengutip Najwa Shihab, Duta Baca Indonesia...membaca ialah upaya merengkuh makna, ikhtiar untuk memahami alam semesta. Tak heran rasanya jika buku disebut jendela dunia, yang merangsang pikiran agar terus terbuka.
Mading dapat digunakan sebagai ‘umpan’ bacaan dan menjadi sarana untuk membawa seseorang mencari informasi terbaru sehingga mengenal dunia baru secara lebih positif.
Lalu, apa yang akan terjadi pada Mading di tengah industri digital ini? Mading tentu tidak lagi hanya hadir dalam bentuk cetak namun perlu merambah dunia digital dalam format online. Agar lebih menarik dan user friendly oleh seluruh siswa dan guru, akan hadir platform terbaru Mading sekolah yang akan diperkenalkan pada tanggal 28 Februari 2019, nanti. Seperti apa format dan kelebihannya? Yuk kita tunggu...
0 comments