Rute Panjang Menuju Balkan (Bagian II)

Petunjuk jalan Sofia - Skopje

Setelah hampir 3 jam perjalanan dari Sofia dan istirahat sejenak di Kyustendil, sampailah bus yang saya tumpangi bersama suami dan si kakak di perbatasan di Deve Bair. Di sana bus berhenti selama kurang lebih 1 jam untuk pemeriksaan dokumen. Passport kami dikumpulkan secara kolektif oleh supir bus dan diberikan kepada petugas, setelah itu petugas naik ke dalam bus untuk pemeriksaan lebih lanjut dan memberikan kami kuisioner untuk diisi dengan identitas dan tujuan kami mengunjungi Bulgaria/ Macedonia.

Gerbang tol di tengah perjalanan

Saya selalu harap-harap cemas kalau melewati perbatasan dengan pemeriksaan seperti ini, apalagi tiba-tiba orang yang duduk persis di bangku depan saya dipanggil petugas untuk turun dari bus dan masuk ke dalam kantor. Ternyata orang itu berasal dari Malaysia dan petugas memintanya turun karena ia mencantumkan tidak bekerja pada kuisioner. Walaupun demikian ia sudah keliling-keliling Eropa bersama seorang wanita dari UK yang duduk di sebelahnya. Untungnya orang itu tidak terkena masalah dan pemeriksaan pun segera berakhir. Mungkin karena sebagai Orang Malaysia ia bebas masuk tanpa visa ke banyak negara jadi ia tenang-tenang saja menginformasikan bahwa ia tidak bekerja. Berbeda sekali dengan saya sebagai Orang Indonesia yang baru hanya aplikasi visa siap-siap ditolak kalau tidak punya pekerjaan yang jelas.

Perbatasan Bulgaria - Macedonia

Biasanya pemeriksaan dengan mobil lebih memakan waktu lama saat melewati perbatasan antar-negara. Saya pernah punya pengalaman ketika akan memasuki Norwegia dari Swedia dengan mobil dan diperiksa cukup lama menggunakan anjing pelacak. Nah, saat di perbatasan Bulgaria – Macedonia ini tidak terlihat anjing pelacak tapi tetap mobil-mobil digeledah satu per satu oleh petugas. Ada untungnya juga saya dan keluarga naik bus, jadi kami hanya terkena pemeriksaan dokumen. Setelah semua penumpang mendapatkan kembali passport masing-masing sambil supir bus menghitung jumlah penumpang dan memastikan tidak ada yang tertinggal, barulah perjalanan ke Skopje dilanjutkan lagi.

Selamat datang di Skopje

Saat bus mulai memasuki pinggiran Kota Skopje, terlihat tulisan “Welcome To Skopje” yang terpampang di atas jembatan menyambut kami dan dalam hitungan menit kami pun tiba di Central Bus Station Skopje. Segera setelah sampai saya menggandeng si kakak turun dari bus sementara suami mengambil barang-barang bawaan kami di bagasi. Untuk keamanan dan kenyamanan, si kakak langsung didudukkan di stroller dan kami langsung masuk ke dalam. Saya segera mencari tempat duduk dan memberikan snack untuk mengganjal perut si kakak. Suami pun langsung berinisiatif  menanyakan tiket bus untuk melanjutkan perjalanan ke Greece. Setelah itu kami mencari taksi untuk pergi ke Hotel Centar tempat kami menginap selama di Skopje.

Menunggu bus datang

Setelah menjelajah Skopje yang memang tidak biasa, selanjutnya saya dan keluarga melanjutkan perjalanan menuju Greece dengan Thessaloniki sebagai titik awal. Jadwal bus Skopje - Thessaloniki bisa didapatkan melalui simeonidistours.gr. Awalnya saya mengira akan naik bus, tapi ternyata yang muncul adalah sebuah mobil mini bus. Mungkin karena penumpang yang ada tidak begitu banyak jadi bus besar tidak digunakan. Ini sebuah keuntungan tersendiri karena perjalanan menjadi lebih nyaman. Perjalanan pun berjalan lancar dan saat melewati perbatasan pemeriksaan dokumen hanya dilakukan secara singkat.

Mini bus dari Skopje ke Thessaloniki

Sebagai catatan, sebaiknya gunakan kata FYROM (Former Yugoslav Republic of Macedonia) untuk menyebut Macedonia saat berada di Greece terutama di daerah utara seperti Thessaloniki. Ini berhubungan dengan isu sensitif perselisihan penggunaan nama tersebut yang berkepanjangan. Macedonia adalah juga nama wilayah di bagian utara Greece dan orang lokal daerah itu dikenal sebagai Macedonian. Setelah sekitar 3 jam perjalanan, kami tiba di Central Train Station Thessaloniki. Saat saya ke toilet ternyata fasilitas yang ada hanya khusus tamu kafetaria/ toko dan menggunakan kode pin untuk membuka pintu. Selanjutnya toilet sistem pin ini saya temukan di hampir setiap tempat makan/ tempat nongkrong yang banyak orang leluasa keluar-masuk semisal di Starbucks.  Suami saya berinisiatif membelikan minum dan makanan kecil agar kami semua bisa menggunakan toilet secara bergantian.

Central Train Station Thessaloniki

Kebetulan di meja seberang kami ada dua petugas polisi yang sedang asyik menikmati minuman mereka. Tiba-tiba terdengar suara teriakan yang cukup keras dari sisi lain dan kedua polisi itu pun segera lari ke arah suara itu. Saya terkejut dan segera memeluk si kakak agar merasa aman serta menggeser posisi duduk kami agar lebih masuk ke dalam kafetaria. Suami menyusul kedua polisi tersebut untuk memastikan keadaan, tak lama ia kembali dan kejadian itu bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan lebih lanjut. Ternyata ada orang yang coba mengutil di sebuah toko namun segera ditangani oleh kedua petugas tadi. Tak lama setelah kejadian kami pun segera menyelesaikan duduk-duduk kami di kafetaria itu dan mencari taksi untuk menuju ke Hotel Anatolia.

Pengumuman untuk pengguna toilet

Esok paginya setelah sarapan, suami mengambil mobil sewaan ke tempat rental mobil yang sudah dipesan sebelumnya melalui avis.com. Saat kembali ke hotel, hanya sekitar 5 menit suami memarkirkan mobil dan membantu saya membawa barang-barang bersama si kakak. Ternyata waktu itu lumayan panjang untuk membuat mobilnya tidak bisa keluar dari parkiran, persis di sebelah mobil telah diparkiri mobil lain. Cukup unik cara parkir orang Greece, double layers persis dipinggir jalan raya dan membuat mobil di posisi layer dalam sulit untuk keluar. Untungnya saat menyewa mobil suami mendapat Mercedes A Class yang ternyata memang sesuai kondisi dan kebiasaan orang lokal berkendara dan parkir. Setelah drama parkir berakhir, kami melanjutkan perjalanan selama sekitar 6 jam termasuk 1 jam istirahat di tengah perjalanan menuju ke Athens.

Wefie sebelum perjalanan Thessaloniki - Athens

Setibanya di Athens kami langsung check-in di Hotel Novus dan segera mengkonfirmasi One Day Cruise ke tiga pulau di Aegean Sea yang sudah dipesan sebelumnya. Awalnya saya juga ingin pergi ke Santorini, namun karena waktu tempuh yang cukup panjang rencana itu disimpan dulu. Sebagai gantinya kami melakukan jelajah 3 pulau di Aegean Sea yang ternyata juga sangat menarik. Inilah adalah salah satu things to do yang perlu dilakukan saat mengunjungi Athens. Bukan hanya saya dan suami tapi si kakak juga turut menikmati cruise ini. Ia berkhayal seolah menjadi Jack (Tokoh Film Animasi Jack and The Neverland Pirates), mencari Kapten Hook dan sempat mencari jangkar kapal sesaat sebelum kapal berlayar.

Jelajah Aegean Sea

Seharian penuh kami menjelajah Hydra, Poros, dan Aegina yang memiliki ciri khas masing-masing dan sejarah yang panjang. Saat menjelajah, selain terinspirasi dari si anak saya jadi teringat kisah bajak laut lainnya. Ternyata karakter Bajak Laut Barbarossa (Barbossa) yang dikisahkan di Film Pirates of The Carribean dengan Kapal Black Pearl-nya yang terkenal memang terinspirasi dari kisah nyata salah satunya Hayreddin Barbarossa seorang Laksama dari Ottoman Empire, bajak laut yang terkenal. Selain kisah sejarah, 3 pulau tersebut juga merupakan destinasi wisata utama yang telah menjadi inspirasi bagi banyak karya sastra dan film jauh sebelum Santorini dan Mykonos menjadi populer di dunia.

0 comments