Piknik ke Singapura kali ini spesial karena jadi ajang playdate si kakak dan si adik yang hanya bisa bertemu sepupu mereka minimal 2 tahun sekali. Seru tapi sekaligus juga menambah PR membuat rencana itinerary yang cocok untuk semua. Grup kami terdiri dari 4 orang dewasa, 4 anak berusia 1, 4, 5 dan 9 tahun. Kami hanya memiliki waktu 2 hari efektif untuk keliling dan bermain di Singapura. Walaupun terbilang cukup sering ke Singapura, namun rupanya saya termasuk newbie kalau soal pengetahuan tempat yang cocok untuk anak-anak. Bermodal browsing di internet dan bertanya pada teman-teman yang belum lama ini membawa anak-anak mereka ke sana, jadilah itinerary piknik keluarga ke Singapura.
Negeri ini sudah sangat terpadu segala sarana dan prasarana umumnya, demikian juga dengan informasi mengenai tempat-tempat wisata yang ramah anak dan keluarga dapat dengan mudah ditemukan di internet. Salah satunya melalui website familygoers.com yang cukup jelas memberikan informasi termasuk cara ke tempat wisata dan tips-tips praktis untuk piknik bersama anak-anak dan keluarga. Serunya lagi familygoers punya travel coach yang kasih contoh itinerary 2 hari keliling ke tempat-tempat bermain gratis di Singapura. Saya sempat nyontek itinerary itu dengan beberapa modifikasi sesuai dengan kebutuhan. Tapi itinerary itu cuma di share buat anggota komunitas ini, jadi kalau minat dapat itinerary lengkapnya tinggal langsung gabung di familygoers community syaratnya suka piknik bareng keluarga atau punya cita-cita ingin piknik bareng keluarga tapi masih bingung bagaimana caranya dan butuh bantuan untuk mewujudkannya.
Singapura di malam hari |
Mengingat waktu yang dimiliki cukup singkat, kami memilih moda transportasi dengan bus hop on hop off (HOHO) yang menyenangkan untuk berkeliling bagi yang baru pertama kali berkunjung ke Singapura. Bus dengan audio guided tour ini ada yang terdiri dari 2 tingkat dengan atap terbuka untuk menikmati pemandangan, anak-anak dapat duduk di atas tapi tentunya harus diawasi oleh orang tua masing-masing. Semua peserta menikmati keliling dengan bus ini, termasuk si adik yang masih berusia 1 tahun yang sempat beberapa kali tidur siang dalam bus. Tarif sebesar SGD 40 untuk dewasa dan SGD 30 untuk anak-anak berlaku 48 jam, memang lebih mahal ketimbang naik MRT atau bus, namun setimpal dengan wilayah cakupan dan kepraktisan yang di dapat.
Kami menginap dekat dengan daerah Bugis, sehingga setelah check-in di hotel kami bergegas untuk jalan-jalan di sekitar Bugis Market. Jalanan dan trotoar Singapura sangat ramah bagi pejalan kaki dan juga mereka yang menggunakan stroller maupun kursi roda. Selama jalan-jalan si adik dapat dengan nyaman duduk di atas stroller. Sementara si kakak asyik berjalan kaki dengan saudara-saudaranya. Beberapa kali kami sempat melewati pedagang durian Musang King. Sebelumnya kami sudah makan malam di bandara, akhirnya setelah menemani anak-anak makan es krim suami memutuskan untuk mencoba durian yang terkenal enak sekaligus berharga tinggi itu. Ternyata memang rasanya enak...tapi buat kami durian medan juga tak kalah enak dengan rasa yang cenderung lebih variatif dan harganya yang lebih bersahabat.
Bus HOHO |
Hari pertama naik Bus HOHO
Esok paginya petualangan di Singapura bersama anak-anak dimulai. Kami naik bus HOHO yang berhenti tepat di seberang hotel. Gardens By The Bay menjadi tujuan pertama, begitu sampai kami di sambut pohon buatan yang gambarnya sering terpampang di berbagai media promosi. Kami menyasar Children's Garden agar anak-anak dapat bermain dengan leluasa. Suami sempat antri di loket, namun ternyata untuk masuk ke Children's Garden benar-benar gratis dan terletak di area khusus yang terpisah. Syarat untuk masuk ke sana hanya harus membawa anak-anak. Setelah berjalan tak jauh dari loket sampailah kami di Children's Garden, dan anak-anak langsung tertarik bermain di tempat khusus anak usia 1-12 tahun tersebut. Kami tidak jadi melihat-lihat area Gardens By The Bay yang lain karena ternyata bermain air sudah cukup seru untuk anak-anak dan menghabiskan waktu.
Setelah makan siang, kami melanjutkan perjalanan ke Sentosa Island. Hal yang menyenangkan ternyata ketika sampai di area parkir Resort World ada shuttle bus gratis (A & B) untuk keliling Sentosa. Kami pun naik bus A untuk pergi ke salah satu pantai. Pilihan kami jatuh ke Palawan Beach, pantai yang paling dekat dengan Bus Station dan ramah untuk anak-anak. Suami lanjut naik bus B membawa si adik yang tidur siang di stroller sambil keliling pulau dengan bus itu. Si kakak dan saudara-saudaranya asyik bermain pasir di pantai diawasi oleh kakak ipar dan suaminya. Sementara saya berkeliling dan melihat-lihat area bermain lain di situ. Ternyata ada Palawan Pirate Ship, yaitu tempat bermain air yang juga gratis dan syarat untuk masuk ke sana harus membawa anak-anak. Tak jauh di seberang ada juga Animal Encounter dimana anak-anak bisa berinteraksi dengan berbagai macam fauna, juga tidak berbayar.
Children's Garden @Gardens By The Bay |
Setelah anak-anak puas bermain pasir, kakak ipar mengajak kami untuk menyeberang jembatan gantung yang menghubungkan Pulau Sentosa dengan sebuah pulau mungil yang sering disebut sebagai the edge of continental Asia, yaitu titik paling selatan dari Asia (The Southernmost Point of Asia). Kami sempat menaiki salah satu menara yang ada di sana, pemandangan yang terlihat adalah kapal-kapal besar yang berada di Laut Cina Selatan. Cukup seru untuk anak-anak, terutama saat mereka melewati jembatan gantung yang tentunya bergoyang-goyang saat dilewati. Tak terasa hari menjelang sore hingga kami pun melanjutkan perjalanan. Saat menuju halte bus yang akan mengantar kami kembali ke area parkir Resort World anak-anak sangat antusias melihat seekor burung merak yang bebas berkeliaran di pulau itu.
Sampai di Resort World kami makan malam lebih awal karena kami masih akan melanjutkan acara piknik. Selanjutnya bus HOHO pun mengantar kami ke Singapore Flyer, antrian di sana tidak terlalu panjang mungkin karena sudah malam. Setelah membeli tiket (SGD 33 untuk dewasa, SGD 21 untuk anak 3-12 tahun) kami pun menunggu giliran untuk masuk ke dalam kabin Singapore Flyer. Ada banyak hal yang dapat dilihat saat mengantri sehingga tidak membosankan bagi anak-anak. Sesaat sebelum memasuki kabin pun kami diminta untuk berfoto dengan latar layar hijau. Hari itu kami tutup dengan menikmati pemandangan Singapura di malam hari dari atas Singapore Flyer. Anak-anak sangat senang berada di ketinggian yang berlangsung selama 30 menit. Setelah menikmati pemandangan Kota Singapura yang terlihat cantik dengan lampu-lampunya yang gemerlap di malam hari, kami pun kembali ke hotel untuk beristirahat.
Memandang Sentosa dari The Southernmost Point of Asia |
Hari kedua naik bus HOHO
Titik berhenti pertama hari itu adalah Chinatown, kami makan es potong lalu eksplor wilayah itu dan berhenti di Budha Tooth Relic Temple. Anak-anak sangat tertarik melihat bagaimana orang beribadah di tempat ini. Untuk masuk kita harus menggunakan baju yang sopan (baca: tidak menggunakan celana pendek dan baju yang terbuka). Setelah eksplor Chinatown, Nasi Ayam Hainam menjadi menu terbaik untuk makan siang di sini. Saat perut sudah kenyang, kami lanjut berjalan kaki ke Clarke Quay dan duduk-duduk di pinggir sungai sambil menikmati minuman segar yang dibeli dari supermarket di Clarke Quay Central. Lalu kami lanjut naik bus HOHO menuju ke Botanical Gardens.
Terakhir saya dan suami ke Botanical Gardens tahun 2010 saat foto pre-wedding beberapa bulan sebelum kami menikah. Sudah banyak perubahan pada taman kota tersebut, tak hanya makin asri, taman yang ada makin banyak dan menyenangkan untuk dikunjungi. Pengunjung tidak dipungut biaya apa-apa untuk masuk ke dalam taman ini. Kami diberikan peta petunjuk arah dan untuk anak-anak diberikan booklet kecil berisi check-list untuk mencari fauna yang ada di dalam Botanical Gardens. Sebenarnya tujuan kami adalah ke Jacob Ballas Children's Garden, namun karena letaknya paling ujung jadi sekalian kami melewati hampir semua taman yang ada di sana sambil anak-anak mengisi booklet. Aktivitas yang menyenangkan untuk anak-anak usia TK dan SD saat eksplor di taman yang cukup luas ini.
Salah satu area bermain di Jacob Ballas |
Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke Jacob Ballas Children's Garden, namun karena sambil bermain waktu yang kami tempuh lebih lama. Sampai di taman khusus anak-anak itu pengunjung yang masuk diharuskan membawa anak-anak. Di dalam tersedia area bermain yang menyenangkan untuk anak-anak sampai usia 12 tahun. Perluasan taman itu sedang dilakukan dan akan selesai pada tahun 2018 dengan menambah area untuk anak sampai usia 14 tahun. Setelah bermain pasir (lagi) dan persorotan, anak-anak main air (lagi) di taman itu sampai waktu jam berkunjung usai. Air pun dimatikan oleh petugas, sehingga memudahkan para orang tua untuk membawa anak-anak mereka keluar.
Hari itu kebetulan bertepatan dengan ulang tahun Singapura, sebagai penutup piknik kami pergi ke daerah Marina Bay untuk menyaksikan pertunjukan kembang api dan laser. Namun karena semua akses kendaraan yang bergerak di atas tanah ditutup, kami menggunakan MRT untuk mencapai titik tempat menonton tersebut. Kami duduk di sebuah lapangan rumput terbuka yang nyaman dan jauh dari kerumunan orang. Setelah pertunjukan usai kami mampir ke The Shoppes untuk makan malam. Baru kali ini mall suasananya luar biasa ramai dengan lautan manusia. Namun situasi tetap teratur termasuk saat menunggu makanan juga tidak membutuhkan waktu antri yang lama, jadi tetap nyaman untuk anak-anak. Petualangan kami di Singapura pun berakhir malam itu, esoknya kami semua kembali ke Indonesia dengan membawa kenangan manis.
Pertunjukan kembang api sebagai penutup piknik yang terbaik |
0 comments